Rabu, 16 April 2014

Tugas Softskill 1 Bahasa Indonesia 2



Softskill Bahasa Indonesia 2  Penalaran,Berpikir Deduktif dan Berpikir Induktif.

Nama              :   Nisma Wati
Npm               :   15211191
Kelas               :   3EA27

1. Penalaran
Gambaran umum dalam penalaran merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
PROPOSISI
Bentuk pemikiran kedua yang merupakan pengembangan dari konsep atau pengertian adalah proposisi. Pada saat terjadinya observasi empirik, di dalam pikiran tidak hanya terbentuk pengertian saja tetapi juga terjadi perangkaian dari term – term itu. Tidak pernah ada pengertian yang berdiri sendiri dalam pikiran. Rangkaian pengertian itulah yang disebut dengan proposisi

2. Berpikir Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Pengertian Deduktif dari berbagai sumber :
1.Menurut Wikipedia, metode deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
2. Menurut Gorys Keraf dalam buku “Argumentasi dan Narasi”, suatu proses berpikir (penalaran yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk kesimpulan.
 Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dapat dilakukan secara tak langsung.
A.  Menarik Simpulan secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya, konklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung.
Misalnya :
1.    Semua S adalah P. (premis)
       Sebagian P adalah S. (simpulan)
                     Contoh :
                     Semua ikan berdarah dingin. (premis)
                     Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2.    Tidak satu pun S adalah P. (premis)
       Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)
                      Contoh :
                      Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat. (premis)
                      Tidak seekor lalat pun adalah nyamuk. (simpulan)
3.     Semua S adalah P. (premis)
        Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
                      Contoh :
                      Semua rudal aalah senjata berbahaya. (premis)
                      Tidak satu pun rudal adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)
4.     Tidak satu pun S adalah P (premis)
        Semua S adalah tak-P. (simpulan)
                      Contoh :
                      Tidak seekor pun harimau adalah singa. (premis)
                      Semua harimau adalah bukan singa. (simpulan)
5.     Semua S adalah P. (premis)
        Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)
        Tidak satu pun tak-P adalah S. (simpulan)
                      Contoh :
                      Semua gajah adalah berbelalai. (premis)
                      Tidak satu pun gajah adalah takberbelalai. (simpulan)
                      Tidak satu pun yang takberbelalai adalah gajah. (simpulan)
B.  Menarik Simpulan secara Tidak Langsung
Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Untuk menarik simpulan secara tidak langsung ini, kita memerlukan suatu premis (pernyataan dasar) yang bersifat pengetahuan yang semua orang sudah tahu, umpamanya setiap manusia akan mati, semua ikan berdarah dingin, semua sarjana adalah lulusan perguruan tinggi, atau semua pohon kelapa berakar serabut.
 Hal – hal yang berkaitan dengan deduktif :
A. Silogisme 
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Macam – macam silogisme yaitu :
1. Silogisme Kategorial
Adalah suatu bentuk penalaran yang mengubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi yang ketiga. Dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung sutu rangkaian yang terdiri dari tiga proposisi kategorial.
Contoh :
Semua butuh adalah manusia pekerja.
semua  tukang batu adalah buruh.
Jadi, semua tukang batu adalah pekerja.
Dalam rangkaian silogisme kategorial, hanya terdapat tiga term dan setiap term muncul dalam dua proposisi.
2. Silogisme Hipotesis
Adalah semacam pola penalaran deduktif  yang mengandung hipotesis. Dinamakan   demikian karena dalam proposisi ini memiliki premis mayor dan premis minor. Premis mayor mngandung pernyataan yang bersifat hipotesis.
Contoh:
Premis mayor : Jika turun hujan, maka panen akan gagal.
Premis minor  : Hujan tidak turun.
Konklusi         : Sebab itu panen akan gagal.
Dalam kenyataannya, jika kita menglami persoalan tersebut, maka kita dalam menggnakan pola penalaran di atas.
3. Silogisme Alternatif
Adalah proposisi mayornya merupakan sebuah proposisiyang mengandung kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan. Sebaliknya, proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya,
Contoh:
Premis Mayor : Ayah ada di kantor atau di rumah.
Pemis Minor    : Ayah ada di kantor.
Konklusi          : Sebab itu, Ayah tidak ada di rumah.
B. Entimem
Adalah  simpanan atau  ingatan dalam bahasa Yunani. Dalam tulisan-tulisan bentuk inilah dipergunakan, dan bukan bentuk yang formal atau penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. 
Contoh:
Premis mayor :  Siapa saja yang dipilih mengikuti pertandingan Thomas Cup adalah      Seorang pemain kawakan.
Premis minor   :   Rudy Hartono terpilih untuk mengikuti pertandingan Thomas Cup.
Konklusi          :  Sebab itu Rudy Hartono adalah seorang pemain (bulu tangkis) kawakan.

3. Berpikir Induktif
Penalaran Induktif adalah  proses penalaran yang dapat  menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang sesuai fakta dan yang tidak fakta. Sebelum teruji secara empiris, semua penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah yang berlaku secara umum.
Hal – hal yang berkaitan dengan induktif :
1. Generalisasi
adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena  individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang  mencakup semua fenomena tadi.Generalisasi dibagi menjadi dua yaitu loncatan induktif dan bukan loncatan induktif.
Contoh Paragarf Induktif Generalisasi :
Setelah karangan anak-anak kelas 3 diperiksa, ternyata Ali, toto, Alex, dan Burhanmendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 3 cukup pandai mengarang.
2. Sebab Akibat
Sebab Akibat atau hubungan kausalitas adalah paragraf yang bermula betolak dari sebab atau akibat lalu maju menuju sebab atau akibat. Pada inti nya adanya kesatuan atau hubungan erat antara awal pargraf dan akhir paragraf berupa hubungan kausalitas.
Contoh Paragraf Induktif Sebab Akibat :
Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.
3. Hipotesis dan teori
adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk  menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam meneliti  fakta-fakta lain lebih lanjut. Dan teori adalah azas-azas yang umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan  sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena-fenomena  yang ada.
4. Analogi
adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang  mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku untuk  suatu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain.
Contoh :
Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya  dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama.  Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir sama dengan  Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari  menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada  makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.
5. Hubungan Kausal                                 
adalah hubungan antara sebab dan akibat (hubungan kausal) didalam dunia modern  ini, kadang-kadang tidak mudah diketahui. Tetapi itu tidak berarti bahwa  apa yang dicatat sebagai suatu akibat tidak mempunyai sebab sama  sekali. Pada umumnya hubungan kausal ini dapat berlangsung dalam tiga  pola berikut : sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat.
Contoh : kata dewa-dewi, putra-putri, dan sebagainya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar