Softskill Bahasa Indonesia 2
Penalaran,Berpikir Deduktif dan Berpikir Induktif.
Nama
: Nisma Wati
Npm
: 15211191
Kelas : 3EA27
1. Penalaran
Gambaran umum dalam penalaran merupakan aktivitas pikiran yang abstrak,
untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam
penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa
kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat
berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Berdasarkan paparan di
atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang
saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada
penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian
perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan
sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar
dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian
pengertian.
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi – proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Dalam penalaran proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
PROPOSISI
Bentuk pemikiran kedua yang merupakan pengembangan dari konsep atau pengertian adalah proposisi. Pada saat terjadinya observasi empirik, di dalam pikiran tidak hanya terbentuk pengertian saja tetapi juga terjadi perangkaian dari term – term itu. Tidak pernah ada pengertian yang berdiri sendiri dalam pikiran. Rangkaian pengertian itulah yang disebut dengan proposisi
Bentuk pemikiran kedua yang merupakan pengembangan dari konsep atau pengertian adalah proposisi. Pada saat terjadinya observasi empirik, di dalam pikiran tidak hanya terbentuk pengertian saja tetapi juga terjadi perangkaian dari term – term itu. Tidak pernah ada pengertian yang berdiri sendiri dalam pikiran. Rangkaian pengertian itulah yang disebut dengan proposisi
2. Berpikir Deduktif
Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang
bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif
dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada
hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan
kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju
kepada hal-hal yang kongkrit.
Pengertian Deduktif dari berbagai sumber :
1.Menurut Wikipedia, metode deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan
hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.
2. Menurut Gorys Keraf dalam buku “Argumentasi dan Narasi”, suatu proses
berpikir (penalaran yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju
kepada suatu proposisi baru yang berbentuk kesimpulan.
Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan secara
langsung dan dapat pula dapat dilakukan secara tak langsung.
A. Menarik Simpulan secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya,
konklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung.
Misalnya :
1. Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
Contoh :
Semua
ikan berdarah dingin. (premis)
Sebagian
yang berdarah dingin adalah ikan. (simpulan)
2. Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Tidak satu pun P adalah S. (simpulan)
Contoh :
Tidak seekor nyamuk pun adalah lalat. (premis)
Tidak
seekor lalat pun adalah nyamuk. (simpulan)
3. Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P.
(simpulan)
Contoh :
Semua
rudal aalah senjata berbahaya. (premis)
Tidak
satu pun rudal adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)
4. Tidak satu pun S adalah P (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh :
Tidak seekor pun harimau adalah singa. (premis)
Semua harimau adalah bukan singa. (simpulan)
5. Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P.
(simpulan)
Tidak satu pun tak-P adalah S.
(simpulan)
Contoh :
Semua gajah adalah berbelalai. (premis)
Tidak satu pun gajah adalah takberbelalai. (simpulan)
Tidak satu pun yang takberbelalai adalah gajah. (simpulan)
B. Menarik Simpulan secara Tidak
Langsung
Penalaran deduksi yang berupa penarikan simpulan secara tidak langsung
memerlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis ini akan dihasilkan sebuah
simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang
kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Untuk menarik simpulan secara tidak langsung ini, kita memerlukan suatu
premis (pernyataan dasar) yang bersifat pengetahuan yang semua orang sudah
tahu, umpamanya setiap manusia akan
mati, semua ikan berdarah dingin, semua sarjana adalah lulusan perguruan tinggi,
atau semua pohon kelapa berakar serabut.
Hal – hal yang berkaitan dengan deduktif :
A. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan
secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah
konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3
buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Macam – macam silogisme
yaitu :
1. Silogisme Kategorial
Adalah suatu bentuk penalaran yang mengubungkan dua proposisi (pernyataan)
yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan
proposisi yang ketiga. Dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung
sutu rangkaian yang terdiri dari tiga proposisi kategorial.
Contoh :
Semua butuh adalah manusia pekerja.
semua tukang batu adalah buruh.
Jadi, semua tukang batu adalah pekerja.
Dalam rangkaian silogisme kategorial, hanya terdapat tiga term dan setiap
term muncul dalam dua proposisi.
2. Silogisme Hipotesis
Adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotesis.
Dinamakan demikian karena dalam proposisi ini memiliki premis mayor
dan premis minor. Premis mayor mngandung pernyataan yang bersifat hipotesis.
Contoh:
Premis mayor : Jika turun hujan, maka panen akan gagal.
Premis minor : Hujan tidak turun.
Konklusi : Sebab itu panen
akan gagal.
Dalam kenyataannya, jika kita menglami persoalan tersebut, maka kita dalam
menggnakan pola penalaran di atas.
3. Silogisme Alternatif
Adalah proposisi mayornya merupakan sebuah proposisiyang mengandung kemungkinan-kemungkinan
atau pilihan-pilihan. Sebaliknya, proposisi minornya adalah proposisi
kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya,
Contoh:
Premis Mayor : Ayah ada di kantor atau di rumah.
Pemis Minor : Ayah ada di kantor.
Konklusi : Sebab itu, Ayah
tidak ada di rumah.
B. Entimem
Adalah simpanan atau ingatan dalam bahasa Yunani. Dalam
tulisan-tulisan bentuk inilah dipergunakan, dan bukan bentuk yang formal atau
penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya
dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh:
Premis mayor :
Siapa saja yang dipilih mengikuti pertandingan Thomas Cup adalah Seorang pemain kawakan.
Premis minor : Rudy Hartono terpilih untuk mengikuti
pertandingan Thomas Cup.
Konklusi
: Sebab itu Rudy Hartono adalah seorang
pemain (bulu tangkis) kawakan.
3. Berpikir Induktif
Penalaran Induktif adalah proses
penalaran yang dapat menarik kesimpulan
berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta – fakta yang
bersifat khusus, prosesnya disebut Induksi. Penalaran induktif tekait dengan
empirisme. Secara impirisme, ilmu memisahkan antara semua pengetahuan yang
sesuai fakta dan yang tidak fakta. Sebelum teruji secara empiris, semua
penjelasan yang diajukan hanyalah bersifat sementara. Penalaran induktif ini
berpangkal pada empiris untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori atau kaedah
yang berlaku secara umum.
Hal – hal yang berkaitan dengan induktif :
1. Generalisasi
adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang
mencakup semua fenomena tadi.Generalisasi dibagi menjadi dua yaitu loncatan
induktif dan bukan loncatan induktif.
Contoh Paragarf Induktif Generalisasi :
Setelah karangan anak-anak kelas 3 diperiksa, ternyata Ali, toto, Alex, dan
Burhanmendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan
tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 3 cukup
pandai mengarang.
2. Sebab Akibat
Sebab Akibat atau hubungan kausalitas adalah paragraf yang bermula betolak
dari sebab atau akibat lalu maju menuju sebab atau akibat. Pada inti nya adanya
kesatuan atau hubungan erat antara awal pargraf dan akhir paragraf berupa
hubungan kausalitas.
Contoh Paragraf Induktif Sebab Akibat :
Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang
membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi
dan dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya
harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi
kas negara. Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi
Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan
apabila mulai tahun ketiga Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima
pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai
pembangunan.
3. Hipotesis dan teori
adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu
untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam
meneliti fakta-fakta lain lebih lanjut. Dan teori adalah azas-azas yang
umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan sekurang-kurangnya dapat
dipercaya untuk menerangkan fenomena-fenomena yang ada.
4. Analogi
adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus
yang mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang berlaku
untuk suatu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain.
Contoh :
Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya
dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama.
Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir sama dengan
Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari
menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada
makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.
5.
Hubungan Kausal
adalah hubungan antara sebab dan akibat (hubungan kausal) didalam dunia
modern ini, kadang-kadang tidak mudah diketahui. Tetapi itu tidak berarti
bahwa apa yang dicatat sebagai suatu akibat tidak mempunyai sebab
sama sekali. Pada umumnya hubungan kausal ini dapat berlangsung dalam
tiga pola berikut : sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke
akibat.
Contoh : kata dewa-dewi, putra-putri, dan sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar