Softskill Bahasa Indonesia 2 Karangan ilmiah, Semi ilmiah, dan Non
ilmiah.
Nama
: Nisma
Wati
Npm
: 15211191
Kelas
: 3EA27
1. Karangan
ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah,
yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah
seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu
merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang
terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Di perguruan tinggi,
khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti
makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya
merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam.
Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan
simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap
karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang
dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai
wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Ciri – Ciri Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi
karakteristik utamanya, yaitu :
a. struktur
sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya
terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan
bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti
merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari
beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan
serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
b. komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan
jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti,
penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan
adanya abstrak.
c. sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang
disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak
menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau
kedua.
d. penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa
baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif
dengan struktur yang baku.
Selain ciri-ciri diatas karangan ilmiah juga mempunyai
ciri-ciri, antara lain:
v Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar,
pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
v Kelogisan. Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
v Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
v Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa
adanya.
v Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan
atau kehilafan betapapun kecilnya.
v Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut
urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
v Ketuntasan. Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan
selengkap-lengkapnya.
Hal-hal
yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:
1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah
lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun
pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata,
angka, tabel, dan gambar,
yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan
asas-asas yang terkandung
dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah
kebahasaan.
6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi
(penceritaan), eksposisi
(paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi
(alasan).
Macam –
macam karangan ilmiah
Ada berbagai macam karangan ilmiah, berikut
diantaranya :
v Laporan penelitian. Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya
laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi
arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.
v Skripsi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata
satu (Si).
v Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2),
yaitu Master.
v Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3),
yaitu Doktor.
v Surat pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu
tulisan ilmiah.
v Laporan kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan
teori.
Tujuan karangan ilmiah
· Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau
hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan
metodologis.
v Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan
mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga
mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu
pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
v Karya ilmiah yang telah ditulis itu
diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan
masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
v Membuktikan potensi dan wawasan
ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam
bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan
dari jurusannya.
v Melatih keterampilan dasar untuk
melakukan penelitian.
2. Karangan Semi ilmiah
Karangan semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang
menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa
konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang
dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan
yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak
semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang
sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis
semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel,
roman dan cerpen.
Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau
ilmiah popular, yaitu :
v Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
v Fakta yang disimpulkan subjektif;
v Gaya bahasa formal dan popular;
v Mementingkan diri penulis;
v Melebih-lebihkan sesuatu;
v Usulan-usulan bersifat argumentative; dan bersifat
persuasive.
Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial,
opini, tips, reportase, dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi
antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku.
3.
Karangan Non ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan
yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan
biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak
terlalu formal).
Ciri-ciri Karya Tulis Non ilmiah:
v Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
v Fakta yang disimpulkan subyektif.
v Gaya bahasa konotatif dan populer.
v Tidak memuat hipotesis.
v Penyajian dibarengi dengan sejarah.
v Bersifat imajinatif.
v Situasi didramatisir.
v Bersifat persuasif.
v Tanpa dukungan bukti.
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah
roman, cerpen, novel, drama, dan dongeng.
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Semi ilmiah
“Kecermatan dalam berbahasa
mencerminkan ketelitian dalam berpikir” adalah slogan yang harus dipahami dan
diterapkan oleh seorang penulis. Melalui kecermatan bahasa gagasan atau ide-ide
kita akan tersampaikan. Oleh karena itu, penguasaan bahasa amat diperlukan
ketika Anda menulis.
Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi. Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraph, menggunakan kata ganti pertama “penulis”, bukan saya, aku, kami atau kita, memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah.
Terdapat tiga bagian dalam konvensi penulisan karangan ilmiah, yaitu bagian awal karangan (preliminaries), bagian isi (main body), dan bagian akhir karangan (reference matter).
Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi. Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraph, menggunakan kata ganti pertama “penulis”, bukan saya, aku, kami atau kita, memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah.
Terdapat tiga bagian dalam konvensi penulisan karangan ilmiah, yaitu bagian awal karangan (preliminaries), bagian isi (main body), dan bagian akhir karangan (reference matter).
Berbeda dengan karangan ilmiah,
bahasa dalam karangan semiilmiah/ilmiah popular dan nonilmiah melonggarkan
aturan, seperti menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figurative,
menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami oleh semua
kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti pada karya
sastra.
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non ilmiah
Istilah karya ilmiah dan non ilmiah merupakan istilah
yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan
dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan
nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat
penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan
nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang
signifikan.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah,
semi-ilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam
karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang
tergolong karangan semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik,
esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng,
hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari
beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil
penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara
fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis.
Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan
langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian
masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah
menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan
menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang
dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara
penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah
ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya
bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun
kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif:
kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan
untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup
informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif,
dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Sumber tulisan :
1.http://nadiachya.blogspot.com/2012/04/perbedaan-antara-karangan-ilmiah
non.html
2. http://mane3x.wordpress.com/2013/04/05/macam-macam-karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah/