Kamis, 16 Januari 2014

Perilaku Konsumen # Softskill 7



Softskill
Perilaku Konsumen 


Pengaruh Individu Terhadap Perilaku Konsumen



Nama              :  Nisma Wati
Npm                :  15211191
Kelas               :  3EA27
Dosen             :  Tomi Adi Sumiarso, SE


  
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada Saya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Softskill Perilaku Konsumen yang berjudul “Pengaruh Individu Terhadap Perilaku Konsumen”. Dalam kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih kepada dosen saya pak Tomi Adi Sumiarso, SE yang memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan tugas ini, dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun material, di dalam penyusunan tugas Perilaku Konsumen ini. Dan tidak lupa saya ucapan terima kasih kepada para narasumber informasi yang saya dapatkan dari internet. Saya menyadari tugas ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran dari semua pihak dangat di harapkan sebagai bahan perbaikan untuk penyusunan tugas-tugas berikutnya. Akhir kata, Saya berharap semoga Tugas saya mendapat nilai yang baik, dan tugas ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran saya dalam materi Perilaku Konsumen.
                                                                                          
                                                                                            Bekasi, 16 Januari 2014


                                                                                                               Nisma Wati
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Perilaku konsumen adalah pola kebiasaan serta kelompok individual dalam  setiap pengambilan keputusan serta kegiatan fisik individual atau organisasional  terhadap produk tertentu, untuk membeli produk atau mengkonsumsi barang atau  jasa untuk kepentingan pribadi maupun orang lain.
Perilaku konsumen atau yang sering juga disebut dengan perilaku pasar  yaitu pola kebiasaan konsumen pada saat memilih barang-barang kebutuhan  sehari-hari di pasar yang meliputi proses (mental, tindakan penilaian, keyakinan,  usaha memperoleh suatu barang yang kita inginkan serta pola penggunaan,  maupun penolakan suatu produk, serta tawar menawar dengan penjual untuk  mencapai sesuai harga yang kita inginkan. Pengambilan keputusan harus  konsisten dalam segala hal baik dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan serta  dalam konsumen untuk mencapai suatu tujuan.
Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan berpikir intuitif tentang keinginan konsumen.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dari latar belakang tersebut adalah :
1.     Bagaimana tentang perilaku pasar konsumen?
  2.     Pendekatan-pendekatan apa saja yang dilakukan perilaku konsumen?
        3.     Bagaimana Pengaruh konsumen sebagai bidang ilmu yang dinamis ?

1.3  Maksud dan Tujuan penulisan
       Maksud dan tujuan dari penulisan ini ialah untuk mengetahui kecenderungan pengaruh individu terhadap perilaku konsumen dalam menyikapi suatu produk dan juga untuk mengetahui cara dan metode terbaik dalam pemahaman akan perilaku konsumen itu sendiri dapat menempatkan strategi terbaik dalam segmentasi pemasaran produk mereka agar diminati oleh konsumen. Penulisan karya tulis ini yaitu untuk memenuhi tugas maka kuliah Perilaku Konsumen dalam bentuk sebuah Makalah dan untuk menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca, masyarakat pada umumnya dan kalangan mahasiswa khususnya agar mengetahui Pengaruh Individu Terhadap Perilaku Konsumen.

          1.4 Ruang lingkup
Menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai: “the various facets of the decision of the decision process by which customers come to purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.

BAB II
LANDASAN TEORI

Berdasarkan landasan teori, ada dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :

A. Faktor eksternal adalah merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan perilaku konsumen. Kelompok referensi akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.

B. Faktor internal adalah merupakan faktor yang termasuk adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu.

Meskipun banyak faktor perlu di pertimbangkan dalam merancang  strategi-strategimarketing mix, tidak ada yang lebih penting dari peri-laku konsumen. Menurut engel, Blackwell dan kollat, perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai:

Tindakan-tindakan individu yang melibatkankan pembeli dan penggunaan barang serta jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Definisi ini sangat luas dan mencakup baik konsumen akhir maupun para pembeli industri. Dalam definisi tersebut ditunjukan bahwa studi tentang perilaku konsumen itu mencakup tidak hanya tindakan-tindakan yang dilakukan oleh konsumen dalam pembelian dan penggunaanproduk, tetapi juga semua faktor yang ada dalam proses menuju kepada tindakan-tindakan itu.
Banyak aspek perilaku konsumen yang jelas dapat diketahui, namun banyak pula aspek yang kurang jelas. Misalnya, seseorang yang membeli dua kaleng susu , secara jelas dapat diketahui bahwa jumlah susu yang dibeli adalah sebanyak dua botol. Akan tetapi sulit diketahui siapakah yang mengambil keputusan membeli susu dua botol tersebut, apakah ibu, majikan, atau orang lain, atau memang dia sendiri yang melakukannya. Aspek-aspek tentang “mengapa” membeli juga sulit diketahui. Apakah harga dipertimbangkan dalam pembelian? Bagaimanakah dia menggunakan susu yang dibeli, apakah untuk sehari – hari , untuk minum , untuk dia sendiri, atau untuk orang lain? Semua ini merupakan contoh dari banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh studi tentang perilaku konsumen.

BAB III
PEMBAHASAN

1.1     Perilaku Pasar Konsumen
           Pengertian perilaku pasar konsumen yaitu tempat pertemuan pembeli dan penjual. Pengertian tersebut adalah pengertian pasar tradisional yang menurut konsep pemasarannya berbeda-beda dengan pengertian pasar tradisional sehari-hari. Perbedaan tersebut karena pasar menurut pemasaran dipandang sebagai sasaran atau tujuan kegiatan pemasaran.
Pasar adalah kelompok individual ( perorangan maupun organisasi ) yang mempunyai permintaan terhadap barang tertentu, berdaya beli, dan berniat merealisasikan pembelian tersebut. Secara keseluruhan, perilaku pasar bersifat hetrogen. Pemasar memerlukan kelompok-kelompok pasar yang berperilaku lebih seragam. Untuk tujuan tersebut, pasar dikelompok-kelompokkan dalam beberapa bagian.
Atas dasar perilaku tujuan pembeliannya, pasar dibedakan menjadi dalam dua kelompok. Yaitu pasar konsumen akhir (end users) dan pasar konsumen antara (intermediate consumers).
Meskipun banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang strategi-strategi marketing mix, tidak ada yang lebih penting dari perilaku konsumen terhadap pembeli. Perilaku konsumen yang telah disajikan lebih menekankan pada perilaku konsumen sebagai suatu proses.
Contoh kasus perilaku konsumen saat membeli suatu barang
         
          Seorang mahasiswi yang ingin membeli sistem alat komputer akan mengalami suatu proses pengambilan keputusan yang kompleks sebelum membeli. Ia akan berusaha mencari informasi dari berbagai sumber untuk membantu dalam mengevaluasi alternatif-alternatif yang ada. Sering terjadi bahwa keputusan akhir yang diambilnya mengecewakan setelah dilakukan pembelian atau setelah barang digunakan. Seperti ini di sebut proses keputusan membeli.
Jadi keputusan tersebut yang akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas enam tahap seperti:
1. Menganalisis keinginan dan kebutuhan, terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan.
2.  Menilai beberapa sumber yang ada.
3.  Menetapkan tujuan pembelian.
4.  Mengidentifikasikan alternatif pembelian.
5.  Perilaku sesudah pembelian.

1.2      Pendekatan perilaku konsumen
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu:
Ø  Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
Ø  Pendekatan nilai guna Ordinal 
Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif : dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Oleh karena itu keseimbangan konsumen dapat dicari dengan pendekatan kuantitatif.
      Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Misalnya: mata uang.
      Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
Kepuasan marginal (marginal utility). Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi. Hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility). Besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Pendekatan nilai guna ordinal
Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference : manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat diukur. Pendakatan ini muncul karena adanya keterbatasan - keterbatasan yang ada pada pendekatan cardinal, meskipun bukan berarti pendekatan cardinal tidak memiliki kelebihan.
Kelemahan pendekatan ordinal
Kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
Persamaan kardinal dan ordinal
Persamaan cardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya (maximum utility).
Perbedaan kardinal dan ordinal
Nilai guna (Utility) Kardinal menganggap bahwa besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan/angka. Sedangkan analisis ordinal besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan / angka.
Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal utility (pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama.
Contoh kasus pendekatan perilaku konsumen
Sebagai contoh kasus akan mengangkat tema tentang Camera Pocket vs Camera DSLR sebagai acuan (contoh nyata) konsumenisme di masyarakat.
Alasan mengapa kami mengangkat tema ini adalah karena melihat dari sisi melonjaknya permintaan terhadap sebuah alat pengabadian kejadian secara nyata dan langsung yang dapat dilihat oleh panca indera dan dapat dijadikan kenangan dimasa yang akan datang yang dimana, alat yang bersangkutan dengan persaingan pemasaran. Tidak dipungkiri memang kedua produk tersebut adalah produk yang sedang booming di masyarakat terutama  pada kalangan remaja. Terdapat beberapa perbandingan yang signifikan, mungkin baik di sisi harga maupun sisi kelebihan alat terebut untuk membantu proses kegiatan pengabadian kejadian yang semakin baik dengan orang di seluruh penjuru dunia. 
Sering kali kita hanya tahu merek dan mendengar dari teman ataupun saudara akan sebuah reputasi suatu kamera digital. Seringkali apa yang kita inginkan tidak sama dengan kenyataan di lapangan, ketika kita memutuskan untuk membeli kamera atau lensa. Ada dua hal yang menyebabkan anda bingung dalam menentukan pilihan; pertama, Sebabkan ketidak tahuan kita akan sederet kode atau istilah-istilah yang tertera pada brosur ataupun kotak pembungkus. Kedua, Bujukan ala marketing bahwa A lebih bagus dari B, dan seterusnya.
Untuk mengurangi resiko “salah memilih”, Postingan ini mencoba menjelaskan tentang fitur dan kode/inisial yang biasa di sematkan dalam suatu brosur, iklan ataupun yang tertera pada box pada kamera saku digital. Penjelasan keterangan-keterangan yang ada, diambil hanya berdasarkan rata-rata dan tidak mungkin satu-satu di jelaskan, Disebabkan ada ratusan kamera saku dari merek yang sama hingga yang berbeda yang beredar dan masuk ke Indonesia.

1.3    Penelitian konsumen sebagai bidang ilmu yang dinamis 
a)      Perilaku Konsumen dalam Ilmu Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama .
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomiinflasipengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.
Definisi perilaku konsumen dari para ahli ayitu :
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan penggunaan barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang merupakan kondisi yang terjadi saat itu atau kondisi harapan yang diperkirakan akan terjadi.
Definisi lain adalah bagaimana konsumen mau mengelurkan suberdayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang sesuai yang diinginkan.

Variable-variabel dalam mempelajari perilaku konsumen yaitu :
a.        Stimulan
stimulan yang merupakan masukan proses perilaku dibedakan atas rangsangan pemasaran dari perusahaan dan rangsangan dari lingkungan konsumen itu sendiri.sedangkan proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor personal maupun sosial konsumen, serta respons perilaku pasar konsumen sebagai faktor keluaran dapat merupakan keputusan pembeliaan (dan pembelian selanjutnya) atau tidak melakukan pembelian (menolak produk yang ditawarkan).sehingga  variabel yang berada di luar individu  (vaktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya merek dan jenis barang, iklan pramuniaga.
b.      Variabel Respon
Variabel Respon merupakan hasil aktipasi indifidu sebagai reaksi dari variabel stimulan. Variablel Respon sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulan.Contohnya keputusan membeli barang, pembeli penilaian terhadap barang.
c.       Variabel Interverning
Variabel Interverning adalah variabvel antara variabel stimulan dan respons variabel intervening individu, termasuk motif-motif membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan persepsi  terhadap suatu barang.

b)   Perilaku konsumen dalam Ilmu Ekonomi Makro
        Yaitu : Ilmu ekonomi makro yang  mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro yang mempelajari masalah-masalah ekonomi atas ukuran-ukuran atau variabel-variabel yang sesuai dengan masa-masa yang akan datang. Karena perubahan waktu, ukuran-ukuran, instrumentasi maupun variabel pengukurannya dapat juga berubah yaitu sebagai berikut :
§  Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
§  Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat (trade off) maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
§  Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut (full employment). Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan (under employment ) atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.

c)      Faktor Utama yang mempengaruhi Perilaku
1.       Faktor-faktor kebudayaan
* Budaya : Serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga instansi penting lain.
* . Sub-budaya : Kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa.
* . Kelas sosial : Pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen dan relatif teratur dimana anggota memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2. Faktor-faktor sosial
#.  Kelompok : dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk   memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama.
#.  Keluarga.
#.  Peran dan status : ( Peran terdiri dari sejumlah aktivitasyang    diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya, tetapi peran membawa status yang mengambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat.

3.Faktor-faktor Pribadi 
   a. Umur dan tata siklus hidup
   b. Pekerjaan
   c.  Situasi ekonomi 

                   
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Perilaku konsumen sendiri dapat di definisikan sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakuk.an pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi.
Berhubungan dengan segmentasi pasar yang dilakukan oleh produsen dalam menciptakan inovasi dan pembaruan terhadap suatu produk, hal itu merupakan kemudahan untuk konsumen dalam memilih dan mempertimbangkan produk yang dipilihnya sesuai dengan segi demografis yang dimilikinya.
Perilaku Konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka membeli dan mengkonsumsi barang dan jasa untuk kepentingan pribadi maupun keluarganya dan tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai dan pengalaman terhadap produk, serta calon konsumen dalam memasar kan produk atau barang dan jasa yang kita buat agar konsumen dapat tertarik dan ingin mencoba serta  mengkonsumsinya secara terus menerus dan tidak kecewa sehingga laporan terhadap perilaku konsumen baik-baik saja terhadap atasan perusahaan tersebut.
Sekarang ini masalah distribusi pendapatan ini kita kaitkan dengan pola pengeluaran keluarga, karena keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Pola  pengeluaran akan berbeda-beda sesuai dengan tahap-tahap dalam siklus kehidupan perilaku konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar