Softskill
Perilaku
Konsumen
Pengaruh Individu Terhadap Perilaku Konsumen
Nama
: Nisma Wati
Npm : 15211191
Kelas
: 3EA27
Dosen
: Tomi Adi Sumiarso, SE
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia
yang telah dilimpahkan kepada Saya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Softskill
Perilaku Konsumen yang berjudul “Pengaruh Individu Terhadap Perilaku Konsumen”.
Dalam kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih kepada dosen saya pak Tomi
Adi Sumiarso, SE yang memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan
tugas ini, dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
baik moril maupun material, di dalam penyusunan tugas Perilaku Konsumen ini.
Dan tidak lupa saya ucapan terima kasih kepada para narasumber informasi yang
saya dapatkan dari internet. Saya menyadari tugas ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran dari
semua pihak dangat di harapkan sebagai bahan perbaikan untuk penyusunan
tugas-tugas berikutnya. Akhir kata, Saya berharap semoga Tugas saya mendapat
nilai yang baik, dan tugas ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran saya dalam
materi Perilaku Konsumen.
Bekasi, 16
Januari 2014
Nisma Wati
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku konsumen adalah pola kebiasaan serta kelompok
individual dalam setiap pengambilan keputusan serta kegiatan fisik
individual atau organisasional terhadap produk tertentu, untuk membeli
produk atau mengkonsumsi barang atau jasa untuk kepentingan pribadi
maupun orang lain.
Perilaku konsumen atau yang sering juga disebut dengan
perilaku pasar yaitu pola kebiasaan konsumen pada saat memilih
barang-barang kebutuhan sehari-hari di pasar yang meliputi proses
(mental, tindakan penilaian, keyakinan, usaha memperoleh suatu barang
yang kita inginkan serta pola penggunaan, maupun penolakan suatu produk,
serta tawar menawar dengan penjual untuk mencapai sesuai harga yang kita
inginkan. Pengambilan keputusan harus konsisten dalam segala hal baik
dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan serta dalam konsumen untuk mencapai
suatu tujuan.
Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk
menelaah kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah
mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan
yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan
berpikir intuitif tentang keinginan konsumen.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah yang terdapat dari latar belakang tersebut adalah :
1. Bagaimana tentang
perilaku pasar konsumen?
2. Pendekatan-pendekatan apa saja yang dilakukan perilaku konsumen?
3. Bagaimana Pengaruh konsumen sebagai bidang ilmu
yang dinamis ?
1.3
Maksud dan Tujuan penulisan
Maksud dan tujuan dari penulisan ini ialah untuk
mengetahui kecenderungan pengaruh individu terhadap perilaku konsumen dalam menyikapi suatu produk dan juga untuk
mengetahui cara dan metode terbaik dalam pemahaman akan perilaku konsumen itu
sendiri dapat menempatkan strategi terbaik dalam segmentasi pemasaran produk
mereka agar diminati oleh konsumen. Penulisan
karya tulis ini yaitu untuk memenuhi tugas maka kuliah Perilaku Konsumen dalam
bentuk sebuah Makalah dan untuk menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca,
masyarakat pada umumnya dan kalangan mahasiswa khususnya agar mengetahui
Pengaruh Individu Terhadap Perilaku Konsumen.
1.4 Ruang lingkup
Menurut
Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as the
behavior that customer display in searching for, purchasing, using, evaluating,
and disposing of products, services, and ideas they expect will satisfy they
needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau
ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya
dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Menurut
Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the
decision process and physical activity individuals engage in when evaluating,
acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan
perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik
individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai,
mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut
Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai: “the various
facets of the decision of the decision process by which customers come to
purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk
membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.
BAB II
LANDASAN
TEORI
Berdasarkan
landasan teori, ada dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu
:
A.
Faktor eksternal adalah merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas
sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok referensi. Kelompok
referensi merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak
langsung pada sikap dan perilaku konsumen. Kelompok referensi akan mempengaruhi
perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen
dalam bertingkah laku.
B.
Faktor internal adalah merupakan faktor yang termasuk adalah motivasi,
persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan
perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.
Seringkali perilaku manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu.
Meskipun banyak faktor perlu di pertimbangkan dalam
merancang strategi-strategimarketing mix, tidak ada yang lebih
penting dari peri-laku konsumen. Menurut engel, Blackwell dan kollat, perilaku
konsumen dapat didefinisikan sebagai:
Tindakan-tindakan individu yang melibatkankan pembeli
dan penggunaan barang serta jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Definisi ini sangat luas dan mencakup baik konsumen
akhir maupun para pembeli industri. Dalam definisi tersebut ditunjukan bahwa
studi tentang perilaku konsumen itu mencakup tidak hanya tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh konsumen dalam pembelian dan penggunaanproduk, tetapi juga semua
faktor yang ada dalam proses menuju kepada tindakan-tindakan itu.
Banyak aspek perilaku konsumen yang jelas dapat
diketahui, namun banyak pula aspek yang kurang jelas. Misalnya, seseorang yang
membeli dua kaleng susu , secara jelas dapat diketahui bahwa jumlah susu yang
dibeli adalah sebanyak dua botol. Akan tetapi sulit diketahui siapakah yang mengambil
keputusan membeli susu dua botol tersebut, apakah ibu, majikan, atau orang
lain, atau memang dia sendiri yang melakukannya. Aspek-aspek tentang “mengapa”
membeli juga sulit diketahui. Apakah harga dipertimbangkan dalam pembelian? Bagaimanakah
dia menggunakan susu yang dibeli, apakah untuk sehari – hari , untuk minum ,
untuk dia sendiri, atau untuk orang lain? Semua ini merupakan contoh dari
banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh studi tentang perilaku konsumen.
BAB
III
PEMBAHASAN
1.1 Perilaku Pasar Konsumen
Pengertian
perilaku pasar konsumen yaitu tempat pertemuan pembeli dan penjual. Pengertian
tersebut adalah pengertian pasar tradisional yang menurut konsep pemasarannya
berbeda-beda dengan pengertian pasar tradisional sehari-hari. Perbedaan
tersebut karena pasar menurut pemasaran dipandang sebagai sasaran atau tujuan kegiatan
pemasaran.
Pasar adalah kelompok individual ( perorangan maupun
organisasi ) yang mempunyai permintaan terhadap barang tertentu, berdaya beli,
dan berniat merealisasikan pembelian tersebut. Secara keseluruhan, perilaku
pasar bersifat hetrogen.
Pemasar memerlukan kelompok-kelompok pasar yang berperilaku lebih seragam.
Untuk tujuan tersebut, pasar dikelompok-kelompokkan dalam beberapa bagian.
Atas dasar perilaku tujuan pembeliannya, pasar
dibedakan menjadi dalam dua kelompok. Yaitu pasar konsumen akhir (end users) dan pasar
konsumen antara (intermediate
consumers).
Meskipun banyak faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam merancang strategi-strategi marketing
mix, tidak ada yang lebih penting dari perilaku konsumen terhadap
pembeli. Perilaku konsumen yang telah disajikan lebih menekankan pada perilaku
konsumen sebagai suatu proses.
Contoh kasus perilaku konsumen saat membeli suatu
barang
Seorang
mahasiswi yang ingin membeli sistem alat komputer akan mengalami suatu proses
pengambilan keputusan yang kompleks sebelum membeli. Ia akan berusaha mencari
informasi dari berbagai sumber untuk membantu dalam mengevaluasi
alternatif-alternatif yang ada. Sering terjadi bahwa keputusan akhir yang
diambilnya mengecewakan setelah dilakukan pembelian atau setelah barang
digunakan. Seperti ini di sebut proses keputusan membeli.
Jadi keputusan tersebut yang akan menentukan proses
pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut adalah sebuah
pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas enam tahap seperti:
1. Menganalisis
keinginan dan kebutuhan, terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan
kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan.
2. Menilai beberapa sumber yang ada.
3. Menetapkan tujuan pembelian.
4. Mengidentifikasikan alternatif pembelian.
5. Perilaku sesudah pembelian.
1.2 Pendekatan
perilaku konsumen
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan
dalam dua macam pendekatan yaitu:
Ø Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
Ø Pendekatan nilai guna Ordinal
Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau
sering disebut dengan teori nilai subyektif : dianggap manfaat atau kenikmatan
yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat
diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi
berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk
membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna
marginal yang sama besarnya. Oleh karena itu keseimbangan konsumen dapat dicari
dengan pendekatan kuantitatif.
Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat diukur
dengan satuan kepuasan. Misalnya: mata uang.
Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan
yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
Kepuasan marginal (marginal utility). Tambahan kepuasan yang diperoleh dari
penambahan jumlah barang yang dikonsumsi. Hukum tambahan kepuasan yang semakin
menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility). Besarnya kepuasan marginal
akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara
terus menerus.
Pendekatan nilai guna ordinal
Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga
disebut analisis Kurva indeference : manfaat yang diperoleh masyarakat dari
mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat diukur. Pendakatan
ini muncul karena adanya keterbatasan - keterbatasan yang ada pada pendekatan
cardinal, meskipun bukan berarti pendekatan cardinal tidak memiliki kelebihan.
Kelemahan pendekatan ordinal
Kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat
diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit
dilakukan.
Persamaan kardinal dan ordinal
Persamaan cardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan
tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu
dengan pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya
(maximum utility).
Perbedaan kardinal dan ordinal
Nilai guna (Utility) Kardinal menganggap bahwa
besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan/angka. Sedangkan analisis
ordinal besarnya utility dapat dinyatakan dalam bilangan / angka.
Analisis cardinal mengunakan alat analisis yang
dinamakan marginal utility (pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal
menggunakan analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama.
Contoh
kasus pendekatan perilaku konsumen
Sebagai contoh kasus akan mengangkat tema tentang
Camera Pocket vs Camera DSLR sebagai acuan (contoh nyata) konsumenisme di masyarakat.
Alasan mengapa kami mengangkat tema ini adalah karena melihat dari sisi
melonjaknya permintaan terhadap sebuah alat pengabadian kejadian secara nyata
dan langsung yang dapat dilihat oleh panca indera dan dapat dijadikan kenangan
dimasa yang akan datang yang dimana, alat yang bersangkutan dengan persaingan
pemasaran. Tidak dipungkiri memang kedua produk tersebut adalah produk yang
sedang booming di masyarakat terutama pada kalangan remaja. Terdapat
beberapa perbandingan yang signifikan, mungkin baik di sisi harga maupun sisi
kelebihan alat terebut untuk membantu proses kegiatan pengabadian kejadian yang
semakin baik dengan orang di seluruh penjuru dunia.
Sering kali kita hanya tahu merek dan mendengar dari
teman ataupun saudara akan sebuah reputasi suatu kamera digital. Seringkali apa
yang kita inginkan tidak sama dengan kenyataan di lapangan, ketika kita
memutuskan untuk membeli kamera atau lensa. Ada dua hal yang menyebabkan anda
bingung dalam menentukan pilihan; pertama, Sebabkan ketidak tahuan kita
akan sederet kode atau istilah-istilah yang tertera pada brosur ataupun kotak
pembungkus. Kedua, Bujukan ala marketing bahwa A lebih bagus dari B,
dan seterusnya.
Untuk mengurangi resiko “salah memilih”, Postingan ini mencoba menjelaskan tentang fitur dan kode/inisial yang biasa di sematkan dalam suatu brosur, iklan ataupun yang tertera
pada box pada kamera saku digital. Penjelasan keterangan-keterangan yang ada, diambil hanya berdasarkan rata-rata dan tidak mungkin satu-satu di jelaskan, Disebabkan ada ratusan kamera
saku dari merek yang sama hingga yang berbeda yang beredar dan masuk ke
Indonesia.
1.3 Penelitian konsumen sebagai
bidang ilmu yang dinamis
a) Perilaku
Konsumen dalam Ilmu Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro (sering
juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang
mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar
dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi
mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut
mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan
harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan
permintaan barang dan jasa selanjutnya.Individu yang melakukan kombinasi
konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar,
akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua
hal lain tetap sama .
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah yang membahas
aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran,
berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam
tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak)
terhadap hal-hal tersebut.
Definisi perilaku konsumen dari para ahli ayitu :
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu,
kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan
dalam mendapatkan penggunaan barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat
dipengaruhi oleh lingkungan eksternal yang merupakan kondisi yang terjadi saat
itu atau kondisi harapan yang diperkirakan akan terjadi.
Definisi lain adalah bagaimana konsumen mau
mengelurkan suberdayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk
mendapatkan barang atau jasa yang sesuai yang diinginkan.
Variable-variabel dalam mempelajari perilaku konsumen
yaitu :
a. Stimulan
stimulan yang merupakan masukan proses perilaku
dibedakan atas rangsangan pemasaran dari perusahaan dan rangsangan dari
lingkungan konsumen itu sendiri.sedangkan proses pengambilan keputusan
dipengaruhi oleh faktor personal maupun sosial konsumen, serta respons perilaku
pasar konsumen sebagai faktor keluaran dapat merupakan keputusan pembeliaan
(dan pembelian selanjutnya) atau tidak melakukan pembelian (menolak produk yang
ditawarkan).sehingga variabel yang berada di luar individu (vaktor
eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya merek dan
jenis barang, iklan pramuniaga.
b. Variabel Respon
Variabel Respon merupakan hasil aktipasi indifidu
sebagai reaksi dari variabel stimulan. Variablel Respon sangat bergantung pada
faktor individu dan kekuatan stimulan.Contohnya keputusan membeli barang,
pembeli penilaian terhadap barang.
c. Variabel
Interverning
Variabel Interverning adalah variabvel antara variabel
stimulan dan respons variabel intervening individu, termasuk motif-motif
membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu
barang.
b)
Perilaku konsumen dalam Ilmu Ekonomi Makro
Yaitu : Ilmu ekonomi makro
yang mempelajari variabel-variabel ekonomi secara
agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan
nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju
inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro yang mempelajari masalah-masalah
ekonomi atas ukuran-ukuran atau variabel-variabel yang sesuai dengan masa-masa
yang akan datang. Karena perubahan waktu, ukuran-ukuran, instrumentasi maupun
variabel pengukurannya dapat juga berubah yaitu sebagai berikut :
§ Sejauh
mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter.
Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi
inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
§ Sejauh
mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai
dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat (trade off) maksudnya
bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
§ Sejauh
mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila
seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut (full
employment). Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan
berarti perekonomian dalam keadaan (under employment ) atau
terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
c) Faktor
Utama yang mempengaruhi Perilaku
1. Faktor-faktor kebudayaan
* Budaya : Serangkaian
nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota
masyarakat dari keluarga instansi penting lain.
* . Sub-budaya : Kelompok
orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi
kehidupan yang serupa.
* . Kelas sosial : Pembagian
kelompok masyarakat yang relatif permanen dan relatif teratur dimana anggota
memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa.
2. Faktor-faktor sosial
#. Kelompok : dua atau
lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan
individu atau tujuan bersama.
#. Keluarga.
#. Peran dan status :
( Peran terdiri dari sejumlah aktivitasyang diharapkan untuk
dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya, tetapi peran membawa status yang
mengambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat.
3.Faktor-faktor
Pribadi
a. Umur
dan tata siklus hidup
b. Pekerjaan
c.
Situasi ekonomi
BAB
IV
PENUTUP
Kesimpulan
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika
seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan
hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang
berharga jual rendah (low involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Perilaku konsumen sendiri dapat di definisikan sebagai interaksi dinamis
dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakuk.an
pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan
pikiran dan perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses
konsumsi.
Berhubungan dengan segmentasi pasar yang dilakukan oleh produsen dalam
menciptakan inovasi dan pembaruan terhadap suatu produk, hal itu merupakan
kemudahan untuk konsumen dalam memilih dan mempertimbangkan produk yang
dipilihnya sesuai dengan segi demografis yang dimilikinya.
Perilaku Konsumen adalah tingkah laku dari konsumen,
dimana mereka membeli dan mengkonsumsi barang dan jasa untuk kepentingan
pribadi maupun keluarganya dan tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai dan
pengalaman terhadap produk, serta calon konsumen dalam memasar kan produk atau
barang dan jasa yang kita buat agar konsumen dapat tertarik dan ingin mencoba
serta mengkonsumsinya secara terus menerus dan tidak kecewa sehingga
laporan terhadap perilaku konsumen baik-baik saja terhadap atasan perusahaan
tersebut.
Sekarang ini masalah distribusi pendapatan ini kita
kaitkan dengan pola pengeluaran keluarga, karena keduanya mempunyai hubungan
yang sangat erat. Pola pengeluaran akan berbeda-beda sesuai dengan
tahap-tahap dalam siklus kehidupan perilaku konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar