Kamis, 16 Januari 2014

Perilaku Konsumen # Softskill 5



Softskill
Perilaku Konsumen


Mempengaruhi Sikap dan Perilaku



Nama                    :  Nisma Wati
Npm                      :  15211191
Kelas                     :  3EA27                 
Dosen                   :  Tomi Adi Sumiarso, SE




KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada Saya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Softskill Perilaku Konsumen yang berjudul Mempengaruhi Sikap dan Perilaku. Dalam kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih kepada dosen saya pak Tomi Adi Sumiarso, SE yang memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan tugas ini, dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun material, di dalam penyusunan tugas Perilaku Konsumen ini. Dan tidak lupa saya ucapan terima kasih kepada para narasumber informasi yang saya dapatkan dari internet. Saya menyadari tugas ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran semua pihak sangat di harapkan sebagai bahan perbaikan untuk penyusunan tugas-tugas berikutnya. Akhir kata, Saya berharap semoga Tugas saya mendapat nilai yang baik, dan tugas ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran saya dalam materi Perilaku Konsumen.
                                                                                                                                           Bekasi, 16 Januari 2014


                                          Nisma Wati




PENGARUH TOLERANSI TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan
Manusia selain makhluk individual adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia mempunyai dorongan sosial. Dengan adanya dorongan atau motif sosial pada manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau interaksi.
Kehidupan masyarakat tidak terlepas dari adanya interaksi yang berkelanjutan. Setiap individu tentunya menginginkan suatu interaksi yang baik. Perilaku individu sangat mempengaruhi bagaimana ia berinteraksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi diantaranya imitasi, identifikasi, sugesti, dan simpati.
Masyarakat , terutama dari daerah sekitar  atau luar wilayah identik dengan kehidupan lingkungan masyarakat individu baik dengan teman lama atau yang baru dikenal. Interaksi di dalam pergaulan mereka tidak menentu, terkadang harmonis, tidak jarang pula timbul konflik antara keluarga atau tetangga sekitar.
Penyusun merasa tertarik akan bagaimana masyarakat  sangat berpengaruh dalam toleransi disamping ketiga faktor lainnya. Dan karena penyusun sendiri berada diantara masyarakat yang saling bertoleransi , maka penyusun mencoba menyusun tema ini dengan judul “Pengaruh Toleransi terhadap Lingkungan  Sosial ”.  

B. Maksud dan Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan dalam membahas tema ini, diharapkan penyusun dan pembaca dapat memperkaya ilmu sosiologi yang berkaitan dengan dinamika kehidupan sosial , toleransi dalam masyarakat, dan adanya konflik.

C. Ruang Lingkup Studi Kasus
Dalam pembahasan ini, penyusun hanya membahas mengenai bagaimana kehidupan di lingkungan masyarakat, pengertian toleransi serta pengaruh toleransi terhadap interaksi antar individu di lingkungan masyarakat.

D. Perumusan Masalah Studi Kasus

         Masalah-masalah yang akan coba dibahas dalam studi kasus ini ialah:
1.      Apa yang dimaksud toleransi ?    
2.      Apa itu toleransi di lingkungan sosial ?
3.       Apa pemicu terjadinya konflik dalam toleransi terhadap masyarakat?
4.      Bagaimana pengaruh toleransi dalam lingkungan sosial ?

E. ManfaatPembahasan 
 Manfaat bagi Penyusun & Pembaca:
Dengan pembahasan ini akan sedikit menambah pemikiran kita tentang kehidupan sosial yang penuh dinamika, memperluas wawasan tentang kajian ilmu sosiologi dan dapat memposisikan dan memahami toleransi dalam kehidupan sehari-hari . Dengan pembahasan ini pembaca dapat memahami dan melihat bagaimana sikap toleransi yang baik dalam lingkungan sosial.

F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan sebagai bekal penulisan, penulis mengumpulkan data sebagai laporan studi kasus dengan beberapa cara, yaitu :
1.      Kajian Kepustakaan
penulis membaca berbagai referensi mengenai tema yang akan diusung baik melalui buku maupun internet.
2.      Observasi
Di sini penulis sebagai pengamat langsung yang terjun dalam lingkungan yang dimaksud di atas.
3.      Wawancara
Penulis melakukan wawancara baik secara langsung maupun tidak langsung kepada beberapa subjek yang bersangkutan.


BAB II
PEMBAHASAN STUDI KASUS

PENGARUH TOLERANSI TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL

A.    Pengertian Toleransi
Toleransi adalah Toleransi berasal dari kata “ Tolerare ” yang berasal dari bahasa latin yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap atau perilakumanusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Toleransi juga dapat dikatakan istilah dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya deskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya. Istilah toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi “kelompok” yang lebih luas , misalnya partai politik, organisasi mahasiswa, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi baik dari kaum liberal maupun konservatif. Jadi toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain.
D                                   alam masyarakat berdasarkan pancasila terutama sila pertama, bertaqwa kepada tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua agama menghargai manusia. maka dari itu semua beragama juga wajib saling menghargai. Dengan demikian  antar umat beragama yang berlainan akan terbina kerukunan hidup.
B.     Toleransi dalam Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial merupakan Lingkungan sosial adalah hubungan interaksi antara masyarakat dengan lingkungan.Sikap masyarakat terhadap lingkungan sosial dipengaruhi oleh nilai sosial, itulah hubungannya. Jika nilai sosial tentang lingkungan lantas berubah/terjadi pergeseran, maka sikap masyarakat terhadap lingkungan juga berubah/bergeser. Itulah sebabnya masyarakat dan nilai sosial selalu terlihat dinamis, terlepas dari baik dan buruknya lingkungan sosial.
Lingkungan sosial ini biasanya dibedakan:
1)   Lingkungan Sosial Primer:
Yaitu lingkungan sosial di mana terdapat hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota lain, anggota satu saling kenal mengenal dengan baik dengan anggota lain.
2)   Lingkungan Sosial Sekunder:
Yaitu lingkungan sosial yang berhubungan anggota satu dengan anggota lain agak longgar.
Tujuan membangun lingkungan sosial , untuk membangun rasa senasib dan sepenanggungan di antara mereka, khususnya manusia Indonesia yang mewujudkan rasa persatuan.
1.              Agar tertanam rasa toleransi di antara mereka, seorang hanya mempunyai arti bagaimana ia menjadi bagian dalam kelompok.
2.              Agar timbul kesadaran bahwa di antara mereka terdapat saling ketergantungan yang berkaitan dengan kepedulian sosial.
3.              Salah satu keberartian seseorang adanya nilai-nilai demokrasi yang tumbuh dan dimiliki sebagai sikap menghargai perasan dan pendapat sesama yang pada gilirannya menciptakan suatu kesatuan sosial.
Seseorang pertama di bentuk dalam lingkungan keluarga , Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku anak. Di dalam lingkungan keluarga kita di berikan pendidikan agar anak menjadi mandiri , tidak hanya mandiri saja tetapi kita juga bisa mengarahkan dirinya pada keputusannya sendiri untuk mengembangkan kemampuan fisik , mental , sosial dan emosional yang di milikinya, sehingga dapat mengembangkan suatu kehidupan yang sehat dan produktif. Untuk suasana dalam lingkungan keluarga kita harus menciptakan suasana yang kondusif , yaitu suasana yang saling terbuka , saling menyayangi dan saling mempercayai. Lingkungan keluarga merupakan bekal untuk kita dalam melakukan sosialisasi dalam lingkungan sosial yang mencangkup luas dan tidak hanya dalam suasana rumah , tetapi juga bisa kita menggunakan bekal itu dalam lingukangan sosial dalam masyarakat dan lainnya .

C.   Pemicu Terjadinya Konflik di Lingkungan Sosial
1. Di era reformasi kemajemukan masyarakat cenderung menjadi beban daripada modal bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai masalah yang sumbernya berbau kemajemukan, khususnya bidang agama. Agama yang seharusnya menjadi solusi atas berbagai masalah sosial, justru memicu timbulnya permasalahan sosial. Hal ini disebabkan kurang adanya pembahasan tentang tanggung jawab sosial umat beragama.
2. Kini semangat kebersamaan semakin menurun, dan intoleransi semakin menebal ditandai dengan meningkatnya rasa benci dan saling curaga di antara anak bangsa. Hal ini disebabkan semua kelompok agama belum yakin bahwa inti dasar setiap agama adalah toleransi – perdamaian – anti kekerasan.
3. Untuk mencegah dan menanggulangi berbagai permasalahan sosial, perlu dibangun dan dikembangkan toleransi dalam kehidupan pada masyarakat majemuk. Untuk membangun dan mengembangkan toleransi digunakan pendekatan sistem sosial dan sistem budaya. Membangun toleransi dengan mengunakan pendekatan sistem sosial, dimaksudkan adanya hubungan melalui inter group relation, yakni hubungan antar anggota-anggota dari berbagai kelompok. Sedangkan membangun toleransi dengan menggunakan pendekatan sistem budaya, maksudnya dalam melaksanakan segala kegiatan berpedoman dari nilai-nilai umum yang berlaku bagi setiap anggota suatu komunitas.
4. Dengan berkembangnya toleransi, maka terjalinnya hubungan antar anggotaanggota dari berbagai kelompok, hal ini dapat menetralisir terjadinya konflikkonflik sosial dan tidak khawatir akan terjadinya fanatisme sempit serta sentiment-senrimen yang bersifat primordial. Disamping itu, interaksi yang dilakukan dalam kehidupan bersama mengacu kepada nilai-nilai umum yang diunjung oleh semua warga masyarakat. Kondisi ini dapat memperkuat ketahanan sosial pada masyarakat plural/majemuk.

Disamping itu toleransi juga termasuk salah satu faktor yang dapat mempermudah terjadinya asimilasi. Toleransi terhadap kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan sendiri, hanya mungkin dicapai dalam akomodasi. Apabila toleransi tersebut mendorong terjadinya komunikasi, maka faktor tersebut dapat mempercepat asimilasi. Asimilasi merupakan suatu proses dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

Secara singkat, proses asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walaupun kadang-kadang bersifat emosional, bertujuan untuk mencapai kesatuan, atau paling sedikit untuk mencapai suatu integrasi dalam organisasi, fikiran dan tindakan. Proses asimilasi timbul bila ada :

(1) kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya;
(2) orang perorangan sebagai warga kelompok-kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama; sehingga
(3) kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.

D.    Pentingnya Pengaruh Toleransi dalam Lingkungan Sosial
  A. Dalam kehidupan berkeluarga 
Sikap toleransi sangat dibutuhkan untuk ditumbuhkan dalam keluarga agar terbentuk suasana keluarga yang harmonis. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing dalam keluarga. Jika setiap anggota memiliki kesadaran untuk menjalankan peran dan fungsinya masing-masing, maka tidak akan ada hak darri salah satu anggota keluarga yang tidak terpenuhi. Sikap toleran dari orang tua akan menumbuhkan kepribadian yang toleran juga pada anak-anaknya karena seorang anak akan meneladani apa yang menjadi sikap dari orang tuanya. Begitu juga hubungan antara anak dengan anak, seorang kakak seharusnya tidak bertindak semena-mena kepada adiknya.

B. Toleransi dalam kehidupan bermasyarakat
Toleransi adalah sebuah bentuk sikap akibat adanya persinggungan hak-hak individu dalam masyarakat atau hak-hak masyarakat dalam negara. Jadi dapat dikatakan bahwa toleransi adalah sebuah solusi bagi adanya perbenturan hak-hak.
Masyarakat terdiri dari individu-individu dengan seperangkat peraturan yang berlaku di dalamnya. Dalam masyarakat yang beragam atau plural, toleransi akan memegang peran yang sangat penting. Masyarakat yang plural akan memiliki banyak sekali perbedaan, sehingga sangat mungkin perbenturan hak akan sering terjadi.
Solusi dari perbenturan hak-hak dalam masyarakat akan tertuang, baik tersurat ataupun tersirat, dalam peraturan yang ada dalam masyarakat, baik yang tertulis maupun yang tidak. Masalah perbenturan hak adalah masalah yang penting. Masalah ini akan menentukan kondisi suatu masyarakat. Bila masalah ini dapat terselesaikan dengan baik, maka masyarakat itu akan hidup dengan nyaman, dan sebaliknya bila masalah ini tidak terselesaikan, masyarakat hidup dalam kondisi yang tidak menyenangkan.
Banyak contoh yang menunjukkan keampuhan toleransi dalam menyelesaikan masalah ini. Toleransi berlaku di keluarga, masyarakat, dan juga negara dan antar negara.

C. Toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kehidupan berbangsa dan bernegara pada hakikatnya merupakan kehidupan masyarakat bangsa. Di dalamnya terdapat kehidupan berbagai macam adat istiadat, kebudayaan, suku, pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda. Namun demikian perbedaan-perbedaan kehidupan tersebut tidak menjadikan bangsa ini tercerai-berai, akan tetapi justru menjadi kemajemukan kehidupan sebagai suatu bangsa dan negara Indonesia. Sebagaimana semboyan negara kita “Bineka Tunggal Ika” yang memiliki makna walaupun berbeda tetapi tetap satu, itu artinya kondisi bangsa Indonesia yang berbeda akan suku, adat istiadat, budaya, bahasa dan agama, tidak menyebabkan Bangsa Indonesia bercerai berai, namun justru menjadi sarana untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Oleh karena itu kehidupan tersebut perlu tetap dipelihara agar tidak terjadi disintegrasi bangsa.

Adapun toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain:
a. Merasa senasib sepenanggungan.
b. Menciptakan persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaan atau nasionalisme.
c. Mengakui dan menghargai hak asasi manusia.
d. Tidak menjelek-jelekan kebudayaan, suku, adat istiadat orang lain.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Toleransi adalah sebuah bentuk sikap akibat adanya persinggungan hak-hak individu dalam masyarakat atau hak-hak masyarakat dalam negara. Jadi dapat dikatakan bahwa toleransi adalah sebuah solusi bagi adanya perbenturan hak-hak.

Islam sangat mengajarkan agar umatnya memiliki rasa toleransi, tidak hanya kepada sesama muslim melainkan juga kepada yang non muslim. Seperti hadits-hadits yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad saw. yang mana beliau sebagai uswatun hasanah yang harus kita teladani.

Dengan adanya sikap toleran maka akan terjamin terpenuhinya hak-hak semua orang di tengah beragamnya hak-hak yang dimiliki oleh setiap orang. Dengan adanya sikap toleran juga merupakan sebuah sarana agar tidak terjadinya konflik karena adanya hak-hak yang berbeda dari setiap orang.

Kaitan toleransi dengan sikap saling menghormati adalah sangat erat dimana dengan saling menghormati berarti : menghargai orang lain, bersikap lain, walaupun berbeda-beda. Dengan bersikap tersebut berarti kita telah melakukan toleransi.

Manfaat dengan adanya toleransi, yaitu :
a. Hidup berdampingan secara damai.
b. Adanya kesejahteraan.
c. Persatuan adan kesatuan terwujud.
d. Pembangunan berjalan dengan lancar.
Manfaat dalam kehidupan masyarakat, yaitu :
a. Adanya ketertraman dan ketertiban.
b. Masyarakat menikmati hasil-hasil pembangunan.
c. Kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan.

B. Saran
Kita harus bersedia menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa mempedulikan perbedaan suku bangsa, agama, budaya, gender, bahasa, kebiasaan, ataupun kedaerahan. Adanya kesetaraan dalam derajat kemanusiaan yang saling menghormati, diatur oleh hukum yang adil dan beradab yang mendorong kemajuan dan menjamin kesejahteraan hidup warganya.

Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan hanya mungkin terwujud dalam praktik nyata dengan adanya pranata sosial, terutama pranata hukum yang merupakan mekanisme kontrol secara ketat dan adil dalam mendukung dan mendorong terwujudnya prinsip demokrasi dalam kehidupan nyata. Masyarakat Indonesia harus memiliki toleransi terhadap perbedaan dalam bentuk apapun. Diskriminasi sosial, politik, budaya, pendidikan dan ekonomi secara bertahap harus dihilangkan untuk menegakkan demokrasi demi kesejajaran dalam kesederajatan kemanusiaan sebagai bangsa Indonesia.

Kita semua tak henti-hentinya mencari kedamaian dan keserasian. Kita menghendaki suasana damai dan serasi untuk keluarga kita. Kita menginginkan suasana damai dan serasi dalam masyarakat dan negara kita. Kita tidak menghendaki bentrokan antar agama, kitapun tak menyetujui pertentangan antar agama dengan ras. Kita ingin hidup saling tenggang rasa. Kita harus mendukung semua yang bersifat etis. Kita harus bertindak sabar, toleransi dan menunjukkan saling pengertian. Kita harus berlaku sebagai sahabat terhadap yang lainnya, saling menolong dimana saja dan kapan saja diperlukan. Kita harus menyingkirkan diskriminasi ras dan agama. Tanpa memandang ras dan agama, tetapi kita harus menganggap bahwa satu sama lain sebagai saudara dalam keluarga yang bahagia dan sebagai warga negara yang tekun dalam mencari perdamaian dan keserasian bagi Yang Dipertuan Agung dan negara kita. Hal ini harus menjadi ketetapan tekad bagi semua pemeluk agama dalam masyarakat yang multi religius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar