Softskill
Perilaku Konsumen
Mempengaruhi Sikap dan Perilaku
Nama
:
Nisma Wati
Npm
: 15211191
Kelas : 3EA27
Dosen
:
Tomi Adi Sumiarso, SE
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia
yang telah dilimpahkan kepada Saya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Softskill
Perilaku Konsumen yang berjudul Mempengaruhi Sikap dan Perilaku. Dalam
kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih kepada dosen saya pak Tomi Adi
Sumiarso, SE yang memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan tugas
ini, dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik
moril maupun material, di dalam penyusunan tugas Perilaku Konsumen ini. Dan
tidak lupa saya ucapan terima kasih kepada para narasumber informasi yang saya
dapatkan dari internet. Saya menyadari tugas ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran semua pihak sangat
di harapkan sebagai bahan perbaikan untuk penyusunan tugas-tugas berikutnya.
Akhir kata, Saya berharap semoga Tugas saya mendapat nilai yang baik, dan tugas
ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran saya dalam materi Perilaku Konsumen.
Bekasi, 16 Januari 2014
Nisma Wati
PENGARUH
TOLERANSI TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penulisan
Manusia
selain makhluk individual adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia
mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia
mempunyai dorongan sosial. Dengan adanya dorongan atau motif sosial pada
manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau
interaksi.
Kehidupan
masyarakat tidak terlepas dari adanya interaksi yang berkelanjutan. Setiap
individu tentunya menginginkan suatu interaksi yang baik. Perilaku individu
sangat mempengaruhi bagaimana ia berinteraksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
interaksi diantaranya imitasi, identifikasi, sugesti, dan simpati.
Masyarakat
, terutama dari daerah sekitar atau luar
wilayah identik dengan kehidupan lingkungan masyarakat individu baik dengan
teman lama atau yang baru dikenal. Interaksi di dalam pergaulan mereka tidak
menentu, terkadang harmonis, tidak jarang pula timbul konflik antara keluarga
atau tetangga sekitar.
Penyusun
merasa tertarik akan bagaimana masyarakat sangat berpengaruh dalam toleransi disamping
ketiga faktor lainnya. Dan karena penyusun sendiri berada diantara masyarakat
yang saling bertoleransi , maka penyusun mencoba menyusun tema ini dengan judul
“Pengaruh Toleransi terhadap Lingkungan Sosial ”.
B. Maksud dan Tujuan Penulisan
Maksud
dan tujuan dalam membahas tema ini, diharapkan penyusun dan pembaca dapat
memperkaya ilmu sosiologi yang berkaitan dengan dinamika kehidupan sosial ,
toleransi dalam masyarakat, dan adanya konflik.
C. Ruang Lingkup Studi Kasus
Dalam
pembahasan ini, penyusun hanya membahas mengenai bagaimana kehidupan di
lingkungan masyarakat, pengertian toleransi serta pengaruh toleransi terhadap
interaksi antar individu di lingkungan masyarakat.
D. Perumusan Masalah Studi Kasus
Masalah-masalah
yang akan coba dibahas dalam studi kasus ini ialah:
1. Apa
yang dimaksud toleransi ?
2. Apa itu toleransi di lingkungan sosial ?
3. Apa pemicu terjadinya konflik
dalam toleransi terhadap masyarakat?
4. Bagaimana
pengaruh toleransi dalam lingkungan sosial ?
E. ManfaatPembahasan
Manfaat bagi Penyusun & Pembaca:
Dengan
pembahasan ini akan sedikit menambah pemikiran kita tentang kehidupan sosial
yang penuh dinamika, memperluas wawasan tentang kajian ilmu sosiologi dan dapat
memposisikan dan memahami toleransi dalam kehidupan sehari-hari . Dengan
pembahasan ini pembaca dapat memahami dan melihat bagaimana sikap toleransi yang
baik dalam lingkungan sosial.
F. Teknik
Pengumpulan Data
Dalam
pelaksanaan sebagai bekal penulisan, penulis mengumpulkan data sebagai laporan
studi kasus dengan beberapa cara, yaitu :
1. Kajian
Kepustakaan
penulis
membaca berbagai referensi mengenai tema yang akan diusung baik melalui buku
maupun internet.
2. Observasi
Di
sini penulis sebagai pengamat langsung yang terjun dalam lingkungan yang
dimaksud di atas.
3. Wawancara
Penulis
melakukan wawancara baik secara langsung maupun tidak langsung kepada beberapa
subjek yang bersangkutan.
BAB II
PEMBAHASAN STUDI KASUS
PENGARUH
TOLERANSI TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL
A. Pengertian
Toleransi
Toleransi adalah Toleransi berasal dari kata “ Tolerare ” yang berasal dari bahasa latin
yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara
luas adalah suatu sikap atau perilakumanusia yang tidak menyimpang dari aturan,
dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain
lakukan. Toleransi juga dapat dikatakan istilah dalam konteks sosial budaya dan
agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya deskriminasi
terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh
mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama dimana
penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama
lainnya. Istilah toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi
“kelompok” yang lebih luas , misalnya partai politik, organisasi
mahasiswa, dan lain-lain. Hingga saat
ini masih banyak kontroversi dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi baik
dari kaum liberal maupun konservatif. Jadi toleransi antar umat beragama
berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan mempunyai keyakinan,
untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain.
D alam masyarakat berdasarkan pancasila terutama sila pertama, bertaqwa
kepada tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua
agama menghargai manusia. maka dari itu semua beragama juga wajib saling menghargai. Dengan demikian antar umat
beragama yang berlainan akan terbina kerukunan hidup.
B. Toleransi
dalam Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial
merupakan Lingkungan sosial adalah hubungan interaksi antara masyarakat dengan
lingkungan.Sikap masyarakat terhadap lingkungan sosial dipengaruhi oleh nilai
sosial, itulah hubungannya. Jika nilai sosial tentang lingkungan lantas
berubah/terjadi pergeseran, maka sikap masyarakat terhadap lingkungan juga
berubah/bergeser. Itulah sebabnya masyarakat dan nilai sosial selalu terlihat
dinamis, terlepas dari baik dan buruknya lingkungan sosial.
Lingkungan
sosial ini biasanya dibedakan:
1)
Lingkungan Sosial Primer:
Yaitu
lingkungan sosial di mana terdapat hubungan yang erat antara anggota satu
dengan anggota lain, anggota satu saling kenal mengenal dengan baik dengan
anggota lain.
2)
Lingkungan Sosial Sekunder:
Yaitu
lingkungan sosial yang berhubungan anggota satu dengan anggota lain agak
longgar.
Tujuan
membangun lingkungan sosial , untuk membangun rasa senasib dan sepenanggungan
di antara mereka, khususnya manusia Indonesia yang mewujudkan rasa persatuan.
1.
Agar tertanam rasa toleransi di antara mereka, seorang hanya mempunyai arti
bagaimana ia menjadi bagian dalam kelompok.
2.
Agar timbul kesadaran bahwa di antara mereka terdapat saling ketergantungan
yang berkaitan dengan kepedulian sosial.
3.
Salah satu keberartian seseorang adanya nilai-nilai demokrasi yang tumbuh
dan dimiliki sebagai sikap menghargai perasan dan pendapat sesama yang pada
gilirannya menciptakan suatu kesatuan sosial.
Seseorang
pertama di bentuk dalam lingkungan keluarga , Lingkungan keluarga merupakan
media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku anak. Di dalam
lingkungan keluarga kita di berikan pendidikan agar anak menjadi mandiri ,
tidak hanya mandiri saja tetapi kita juga bisa mengarahkan dirinya pada
keputusannya sendiri untuk mengembangkan kemampuan fisik , mental , sosial dan
emosional yang di milikinya, sehingga dapat mengembangkan suatu kehidupan yang
sehat dan produktif. Untuk suasana dalam lingkungan keluarga kita harus
menciptakan suasana yang kondusif , yaitu suasana yang saling terbuka , saling
menyayangi dan saling mempercayai. Lingkungan keluarga merupakan bekal untuk
kita dalam melakukan sosialisasi dalam lingkungan sosial yang mencangkup luas
dan tidak hanya dalam suasana rumah , tetapi juga bisa kita menggunakan bekal
itu dalam lingukangan sosial dalam masyarakat dan lainnya .
C. Pemicu Terjadinya Konflik di Lingkungan Sosial
1.
Di era reformasi kemajemukan masyarakat cenderung menjadi beban daripada modal
bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai masalah yang sumbernya
berbau kemajemukan, khususnya bidang agama. Agama yang seharusnya menjadi
solusi atas berbagai masalah sosial, justru memicu timbulnya permasalahan
sosial. Hal ini disebabkan kurang adanya pembahasan tentang tanggung jawab
sosial umat beragama.
2.
Kini semangat kebersamaan semakin menurun, dan intoleransi semakin menebal ditandai
dengan meningkatnya rasa benci dan saling curaga di antara anak bangsa. Hal ini
disebabkan semua kelompok agama belum yakin bahwa inti dasar setiap agama
adalah toleransi – perdamaian – anti kekerasan.
3.
Untuk mencegah dan menanggulangi berbagai permasalahan sosial, perlu dibangun dan
dikembangkan toleransi dalam kehidupan pada masyarakat majemuk. Untuk membangun
dan mengembangkan toleransi digunakan pendekatan sistem sosial dan sistem
budaya. Membangun toleransi dengan mengunakan pendekatan sistem sosial,
dimaksudkan adanya hubungan melalui inter group relation, yakni hubungan antar
anggota-anggota dari berbagai kelompok. Sedangkan membangun toleransi dengan
menggunakan pendekatan sistem budaya, maksudnya dalam melaksanakan segala
kegiatan berpedoman dari nilai-nilai umum yang berlaku bagi setiap anggota
suatu komunitas.
4.
Dengan berkembangnya toleransi, maka terjalinnya hubungan antar anggotaanggota
dari berbagai kelompok, hal ini dapat menetralisir terjadinya konflikkonflik
sosial dan tidak khawatir akan terjadinya fanatisme sempit serta
sentiment-senrimen yang bersifat primordial. Disamping itu, interaksi yang
dilakukan dalam kehidupan bersama mengacu kepada nilai-nilai umum yang diunjung
oleh semua warga masyarakat. Kondisi ini dapat memperkuat ketahanan sosial pada
masyarakat plural/majemuk.
Disamping
itu toleransi juga termasuk salah satu faktor yang dapat mempermudah terjadinya
asimilasi. Toleransi terhadap kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang
berbeda dengan kebudayaan sendiri, hanya mungkin dicapai dalam akomodasi.
Apabila toleransi tersebut mendorong terjadinya komunikasi, maka faktor
tersebut dapat mempercepat asimilasi. Asimilasi merupakan suatu proses dalam
taraf kelanjutan, yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi
perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan
kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Secara
singkat, proses asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama,
walaupun kadang-kadang bersifat emosional, bertujuan untuk mencapai kesatuan,
atau paling sedikit untuk mencapai suatu integrasi dalam organisasi, fikiran
dan tindakan. Proses asimilasi timbul bila ada :
(1)
kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya;
(2)
orang perorangan sebagai warga kelompok-kelompok tadi saling bergaul secara
langsung dan intensif untuk waktu yang lama; sehingga
(3)
kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing
berubah dan saling menyesuaikan diri.
D. Pentingnya
Pengaruh Toleransi dalam Lingkungan Sosial
A. Dalam
kehidupan berkeluarga
Sikap
toleransi sangat dibutuhkan untuk ditumbuhkan dalam keluarga agar terbentuk
suasana keluarga yang harmonis. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan
fungsinya masing-masing dalam keluarga. Jika setiap anggota memiliki kesadaran
untuk menjalankan peran dan fungsinya masing-masing, maka tidak akan ada hak
darri salah satu anggota keluarga yang tidak terpenuhi. Sikap toleran dari
orang tua akan menumbuhkan kepribadian yang toleran juga pada anak-anaknya
karena seorang anak akan meneladani apa yang menjadi sikap dari orang tuanya.
Begitu juga hubungan antara anak dengan anak, seorang kakak seharusnya tidak
bertindak semena-mena kepada adiknya.
B.
Toleransi dalam kehidupan bermasyarakat
Toleransi
adalah sebuah bentuk sikap akibat adanya persinggungan hak-hak individu dalam
masyarakat atau hak-hak masyarakat dalam negara. Jadi dapat dikatakan bahwa
toleransi adalah sebuah solusi bagi adanya perbenturan hak-hak.
Masyarakat
terdiri dari individu-individu dengan seperangkat peraturan yang berlaku di
dalamnya. Dalam masyarakat yang beragam atau plural, toleransi akan memegang
peran yang sangat penting. Masyarakat yang plural akan memiliki banyak sekali
perbedaan, sehingga sangat mungkin perbenturan hak akan sering terjadi.
Solusi
dari perbenturan hak-hak dalam masyarakat akan tertuang, baik tersurat ataupun
tersirat, dalam peraturan yang ada dalam masyarakat, baik yang tertulis maupun
yang tidak. Masalah perbenturan hak adalah masalah yang penting. Masalah ini
akan menentukan kondisi suatu masyarakat. Bila masalah ini dapat terselesaikan
dengan baik, maka masyarakat itu akan hidup dengan nyaman, dan sebaliknya bila
masalah ini tidak terselesaikan, masyarakat hidup dalam kondisi yang tidak menyenangkan.
Banyak
contoh yang menunjukkan keampuhan toleransi dalam menyelesaikan masalah ini.
Toleransi berlaku di keluarga, masyarakat, dan juga negara dan antar negara.
C. Toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kehidupan berbangsa dan bernegara pada hakikatnya
merupakan kehidupan masyarakat bangsa. Di dalamnya terdapat kehidupan berbagai
macam adat istiadat, kebudayaan, suku, pemeluk agama dan penganut kepercayaan
yang berbeda-beda. Namun demikian perbedaan-perbedaan kehidupan tersebut tidak menjadikan
bangsa ini tercerai-berai, akan tetapi justru menjadi kemajemukan kehidupan
sebagai suatu bangsa dan negara Indonesia. Sebagaimana semboyan negara kita
“Bineka Tunggal Ika” yang memiliki makna walaupun berbeda tetapi tetap satu,
itu artinya kondisi bangsa Indonesia yang berbeda akan suku, adat istiadat,
budaya, bahasa dan agama, tidak menyebabkan Bangsa Indonesia bercerai berai,
namun justru menjadi sarana untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan Bangsa
Indonesia. Oleh karena itu kehidupan tersebut perlu tetap dipelihara agar tidak
terjadi disintegrasi bangsa.
Adapun toleransi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara antara lain:
a. Merasa senasib sepenanggungan.
b. Menciptakan persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaan
atau nasionalisme.
c. Mengakui dan menghargai hak asasi manusia.
d. Tidak menjelek-jelekan kebudayaan, suku, adat
istiadat orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Toleransi
adalah sebuah bentuk sikap akibat adanya persinggungan hak-hak individu dalam
masyarakat atau hak-hak masyarakat dalam negara. Jadi dapat dikatakan bahwa
toleransi adalah sebuah solusi bagi adanya perbenturan hak-hak.
Islam
sangat mengajarkan agar umatnya memiliki rasa toleransi, tidak hanya kepada
sesama muslim melainkan juga kepada yang non muslim. Seperti hadits-hadits yang
telah disabdakan oleh Nabi Muhammad saw. yang mana beliau sebagai uswatun
hasanah yang harus kita teladani.
Dengan
adanya sikap toleran maka akan terjamin terpenuhinya hak-hak semua orang di
tengah beragamnya hak-hak yang dimiliki oleh setiap orang. Dengan adanya sikap
toleran juga merupakan sebuah sarana agar tidak terjadinya konflik karena
adanya hak-hak yang berbeda dari setiap orang.
Kaitan
toleransi dengan sikap saling menghormati adalah sangat erat dimana dengan
saling menghormati berarti : menghargai orang lain, bersikap lain, walaupun
berbeda-beda. Dengan bersikap tersebut berarti kita telah melakukan toleransi.
Manfaat
dengan adanya toleransi, yaitu :
a.
Hidup berdampingan secara damai.
b.
Adanya kesejahteraan.
c.
Persatuan adan kesatuan terwujud.
d.
Pembangunan berjalan dengan lancar.
Manfaat
dalam kehidupan masyarakat, yaitu :
a.
Adanya ketertraman dan ketertiban.
b.
Masyarakat menikmati hasil-hasil pembangunan.
c.
Kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan.
B. Saran
Kita
harus bersedia menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa
mempedulikan perbedaan suku bangsa, agama, budaya, gender, bahasa, kebiasaan,
ataupun kedaerahan. Adanya kesetaraan dalam derajat kemanusiaan yang saling
menghormati, diatur oleh hukum yang adil dan beradab yang mendorong kemajuan
dan menjamin kesejahteraan hidup warganya.
Kesetaraan
dalam derajat kemanusiaan hanya mungkin terwujud dalam praktik nyata dengan
adanya pranata sosial, terutama pranata hukum yang merupakan mekanisme kontrol
secara ketat dan adil dalam mendukung dan mendorong terwujudnya prinsip
demokrasi dalam kehidupan nyata. Masyarakat Indonesia harus memiliki toleransi
terhadap perbedaan dalam bentuk apapun. Diskriminasi sosial, politik, budaya,
pendidikan dan ekonomi secara bertahap harus dihilangkan untuk menegakkan
demokrasi demi kesejajaran dalam kesederajatan kemanusiaan sebagai bangsa
Indonesia.
Kita
semua tak henti-hentinya mencari kedamaian dan keserasian. Kita menghendaki
suasana damai dan serasi untuk keluarga kita. Kita menginginkan suasana damai
dan serasi dalam masyarakat dan negara kita. Kita tidak menghendaki bentrokan
antar agama, kitapun tak menyetujui pertentangan antar agama dengan ras. Kita
ingin hidup saling tenggang rasa. Kita harus mendukung semua yang bersifat
etis. Kita harus bertindak sabar, toleransi dan menunjukkan saling pengertian.
Kita harus berlaku sebagai sahabat terhadap yang lainnya, saling menolong
dimana saja dan kapan saja diperlukan. Kita harus menyingkirkan diskriminasi
ras dan agama. Tanpa memandang ras dan agama, tetapi kita harus menganggap
bahwa satu sama lain sebagai saudara dalam keluarga yang bahagia dan sebagai
warga negara yang tekun dalam mencari perdamaian dan keserasian bagi Yang
Dipertuan Agung dan negara kita. Hal ini harus menjadi ketetapan tekad bagi
semua pemeluk agama dalam masyarakat yang multi religius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar