Softskill
Perilaku
Konsumen
Tugas 6 Pengaruh Kebudayaan
terhadap Pembelian dan Konsumsi
Nama
: Nisma Wati
Npm : 15211191
Kelas :
3EA27
Dosen
: Tomi Adi Sumiarso, SE
Pengaruh Kebudayaan Terhadap
Pembelian dan Konsumsi
Sehari-hari hidup kita, kita
membeli dan mengkonsumsi berbagai luar biasa barang dan jasa. Maka semua orang di dunia ini adalah
konsumen Namun, kita semua memiliki selera yang berbeda, suka dan tidak
suka dan mengadopsi pola perilaku yang berbeda saat membuat keputusan
pembelian. Banyak faktor yang
mempengaruhi bagaimana kita, sebagai individu dan sebagai masyarakat, hidup,
membeli, dan mengkonsumsi. Pengaruh
eksternal seperti budaya, etnis, dan pengaruh kelas sosial bagaimana individu
konsumen membeli dan menggunakan produk, dan membantu menjelaskan bagaimana
kelompok konsumen berperilaku. Studi
budaya mencakup semua aspek masyarakat seperti agama, pengetahuan, bahasa,
hukum, adat istiadat, tradisi, musik, seni, teknologi, pola kerja, produk, dll.
Budaya adalah sangat kritis dan semua
pengaruh yang meresap dalam kehidupan kita .
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan
berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari
buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata LatinColere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak
orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Untuk tujuan mempelajari perilaku konsumen, budaya dapat didefinisikan
sebagai jumlah total dari keyakinan dipelajari, nilai-nilai dan kebiasaan yang
berfungsi untuk membimbing dan mengarahkan perilaku konsumen dari semua anggota
masyarakat itu. Howard dan Sheth
telah didefinisikan kebudayaan sebagai "Sebuah cara, selektif buatan
manusia menanggapi pengalaman, satu set pola perilaku". Dengan demikian, budaya terdiri dari
ide-ide tradisional dan khususnya nilai-nilai, yang melekat pada ide-ide ini. Ini mencakup pengetahuan, kepercayaan,
seni, moral, hukum, adat istiadat dan semua kebiasaan lainnya yang diperoleh
oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sebuah
konsep yang diterima tentang budaya adalah yang mencakup seperangkat keyakinan
dipelajari, nilai-nilai, sikap, kebiasaan dan bentuk perilaku yang dimiliki
oleh masyarakat dan ditularkan dari generasi ke generasi dalam masyarakat
tersebut.
Faktor - Faktor
Budaya
Merupakan faktor yang memberikan
pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen:
1.
Budaya Kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seseorang anggota
masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
2.
Sub Budaya Sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan
pada pengalaman hidup dan situasi.
3.
Kelas Sosial Divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan
para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.
Pengaruh Kebudayaan Terhadap Perilaku Konsumen
Pengertian perilaku konsumen
menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah perilaku yang diperhatikan konsumen
dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa,
atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya
dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Selain itu perilaku
konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah proses pengambilan
keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan
individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan
barang-barang dan jasa-jasa.
1. Model perilaku konsumen
Konsumen mengambil banyak macam
keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan
membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang
dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka
membeli, serta mengapa mereka membeli.
Pertanyaan sentral bagi pemasar:
Bagaimana konsumen memberikan respon terhadap berbagai usaha pemasaran yang
dilancarkan perusahaan? Perusahaan benar−benar memahami bagaimana konsumen akan
memberi responterhadap sifat-sifat produk, harga dan daya tarik iklan yang
berbeda mempunyai keunggulan besar atas pesaing.
2. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh
paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui
peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas social pembeli. Budaya
adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya
merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang
dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting
lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih
kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk
para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak
subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar seringkali merancang
produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama
dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya
mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan
oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi
pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
3. Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari Dengan adanya
kebudayaan
Perilaku konsumen mengalami
perubahan. Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat
membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk.
Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar. Pengaruh
budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap perilaku sering
diterima begitu saja. Ketika kita ditanya kenapa kita melakukan sesuatu, kita
akan otomatis menjawab, “ya karena memang sudah seharusnya seperti itu”.
Jawaban itu sudah berupa jawaban otomatis yang memperlihatkan pengaruh budaya
dalam perilaku kita. Barulah ketika seseorang berhadapan dengan masyarakat yang
memiliki budaya, nilai dan kepercayaan yang berbeda dengan mereka, lalu baru
menyadari bahwa budaya telah membentuk perilaku seseorang. Kemudian akan muncul
apresiasi terhadap budaya yang dimiliki bila seseorang dihadapan dengan budaya
yang berbeda. Misalnya, di budaya yang membiasakan masyarakatnya menggosok gigi
dua kali sehari dengan pasta gigi akan merasa bahwa hal itu merupakan kebiasaan
yang baik bila dibandingkan dengan budaya yang tidak mengajarkan masyarakatnya
menggosok gigi dua kali sehari. Jadi, konsumen melihat diri mereka sendiri dan
bereaksi terhadap lingkungan mereka berdasarkan latar belakang kebudayaan yang
mereka miliki. Dan, setiap individu akan mempersepsi dunia dengan kacamata
budaya mereka sendiri.
4. Pengaruh
Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan Budaya
Yang ada di masyarakat dapat
memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan
petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode
“Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial.
Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai
kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada
waktu makan. Begitu juga hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya
sewaktu mengkonsumsi makanan olahan dan suatu obat.
5. Pengaruh
Budaya dapat Dipelajari
Sejak seseorang masih kecil, yang
memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan
dari lingkungan yang kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara
budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu misalnya
ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota keluarganya
yang lebih muda mengenai cara berperilaku. Ada juga misalnya seorang anak
belajar dengan meniru perilaku keluarganya, teman atau pahlawan di televisi.
Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan cenderung memilih cara
pembelajaran secara informal dengan memberikan model untuk ditiru masyarakat.
Misalnya dengan adanya pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu produk
dan pembentukan kepercayaan dalam diri masyarakat. Seperti biasanya iklan
sebuah produk akan berupaya mengulang kembali akan iklan suatu produk yang
dapat menjadi keuntungan dan kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak
hanya mampu mempengaruhi persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari
suatu produk, namun dapat juga memepengaruhi persepsi generasi mendatang
mengenai keuntungan yang akan didapat dari suatu kategori produk tertentu.
6. Pengaruh
Budaya yang Berupa Tradisi
Tradisi Adalah aktivitas yang
bersifat simbolis yang merupakan serangkaian langkah-langkah (berbagai
perilaku) yang muncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang.
Tradisi yang disampaikan selama kehidupan manusia, dari lahir hingga mati. Hal
ini bisa jadi sangat bersifat umum. Hal yang penting dari tradisi ini untuk
para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap
masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu natal, yang selalu berhubungan
dengan pohon cemara. Dan untuk tradisi-tradisi misalnya pernikahan, akan
membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara tersebut.
Struktur
Konsumsi
Konsumen
mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan
besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab
pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana
dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Secara
matematis struktur konsumsi yaitu menjelaskan bagaimana harga beragam sebagai
hasil dari keseimbangan antara ketersediaan produk pada tiap harga (penawaran)
dengan kebijakan distribusi dan keinginan dari mereka dengan kekuatan pembelian
pada tiap harga (permintaan). Grafik ini memperlihatkan sebuah pergeseran ke
kanan dalam permintaan dari D1 ke D2 bersama dengan
peningkatan harga dan jumlah yang diperlukan untuk mencapai sebuah titik
keseimbangan (equibilirium) dalam kurva penawaran (S).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar